KUNINGAN, (VOX) – Isu dugaan keracunan di SDN 1 Citangtu, Kecamatan Kuningan, akhirnya mendapat perhatian serius dari Pemerintah Daerah. Penjabat (PJ) Sekretaris Daerah Kabupaten Kuningan sekaligus Kepala Satuan Tugas (Kasatgas) Program Makan Bergizi Gratis (MBG), Wahyu Hidayah, bersama Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kuningan, U. Kusmana, S.Sos., M.Si., meninjau langsung kondisi sekolah, Selasa (14/10/2025).

Dalam peninjauan tersebut, PJ Sekda Wahyu Hidayah mempertanyakan sejauh mana pihak sekolah mengetahui kondisi terkini para siswanya. Ia bahkan menegur Koordinator Lapangan Satuan Pengelola Program Gizi (SPPG) agar tidak lagi menyajikan menu ayam kecap, karena dikhawatirkan dapat memicu kejadian serupa.

Bahkan, Wahyu Hidayah sempat mencoba tempe bacem yang ditinggalkan salah satu siswa, untuk memastikan kualitas makanan yang dikonsumsi anak-anak.Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kuningan, U. Kusmana, menegur pihak sekolah, Korwil, dan SPPG. Ia menekankan agar sekolah lebih serius dalam memantau kondisi anak-anak, terutama mereka yang tidak masuk sekolah akibat sakit.

Korwil juga diminta untuk selalu mengupdate informasi kondisi sekolah binaannya secara berkala. “Program ini merupakan program yang sangat mulia dari Presiden Prabowo Subianto. Jadi dalam melaksanakannya kita semua jangan main-main,” tegas U Kusmana.

Dari hasil penelusuran tim Vox di lapangan, Kepala Sekolah SDN 1 Citangtu, Evi Marlina, semula menyampaikan bahwa seluruh siswa masuk seperti biasa. Namun setelah pendataan ulang, tercatat ada 10 siswa tidak masuk sekolah pada hari itu.

Sebagian besar mengalami sakit perut dan diare, terutama di kelas IV.Salah seorang orang tua siswa dalam percakapan telepon dengan Vox juga membenarkan bahwa anaknya tidak masuk sekolah karena sakit perut setelah mengonsumsi makanan dari program MBG. Saat ini anak tersebut sedang diperiksakan ke fasilitas kesehatan.

Peninjauan Kadisdik dan PJ Sekda turut dihadiri unsur Koramil, Polsek, Kecamatan, serta Kelurahan, sebagai bentuk koordinasi lintas sektor untuk mengantisipasi kejadian serupa di kemudian hari.